Rabu, 17 Juli 2013

toei 600





KRL AC pertama yang ada di Indonesia. KRL ini merupakan pembelian kereta bekas dari Jepang oleh Indonesia. Seri ini awalnya hanya melayani kelas Ekpres AC. Mulai diperkenalkan kira-kira tahun 2000-an.

krl-I prajayana (djoko lelono 3)






KRL-I (KRL Indonesia) pertama yang difasilitasi dengan pendingin ruangan. KRL ini pun juga dilengkapi dengan teknologi yang canggih yaitu petunjuk trayek digital dan speaker disetiap gerbongnya. KRLI merupakan penggabungan antara model Kereta Api (KA) khas Jepang yang serba praktis, dan KA khas Eropa yang sarat dengan nuansa estetika. Kandungan lokal produk KRL buatan Inka 40-60 persen. KRL ini sekarang melayani rute Lingkar Ciliwung (Manggarai-Tanah Abang-Pasar Senen-Jatinegara-Manggarai) dan terkadang melayani rute Jakarta-Tangerang dan Bekasi-Tanjung Priok.
Tōkyō Metro seri 5000 (bahasa Jepang:東京地下鉄5000系, Tōkyō Chikatetsu 5000-kei) adalah unit kereta rel listrik buatan Jepang. Pada awalnya hendak dioperasikan masing-masing dengan sepuluh gerbong, namun hanya dioperasikan dengan delapan gerbong akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya. Kereta ini merupakan KRL yang hampir sama dengan Tōyō Rapid seri 1000, karena ia merupakan rekondisi dari unit ini .

Daftar isi

Sejarah rangkaian

KRL ini dibangun pada tahun 1960-an dan dioperasikan oleh Teito Rapid Transit Authority (TRTA / Eidan Subway, kini Tokyo Metro), dimana pembuatannya dilakukan oleh konsorsium Tokyu Car Corporation, Nippon Sharyo, Kinki Nippon dan perusahaan pembuat kereta lainnya di Jepang. Pada awal masa operasionalnya di jalur Tozai, KRL ini belum menggunakan AC, namun pada periode 1970an-1990 KRL ini dipasangi pendingin udara dan pada tahun 1995 beberapa set dari KRL ini mengalami modifikasi menjadi KRL seri 1000 milik Tōyō Rapid Railway (Tōyō Kosoku Tetsudo).
Semasa di Jepang, KRL ini dijalankan di jalur Tokyo Metro Tozai dan sering pula meneruskan perjalanan ke jalur Japan Railway East (JR East) Chuo-Sobu sebagai layanan lokal dan ke jalur Toyo Rapid Railway sebagai layanan lokal, Rapid (setara dengan layanan ekspres di Indonesia), Commuter Rapid (layanan ekspres khusus komuter) dan Tōyō Rapid (layanan ekspres khusus yang melayani jalur Tozai dan jalur Tōyō Rapid dalam sekali perjalanan). KRL ini pensiun ditahun 2006, dan bersamaan dengan penarikan KRL ini dari jalur Tozai pula KRL Tōyō Rapid seri 1000 juga pensiun karena KRL ini pada dasarnya adalah modifikasi dari Tōkyō Metro 5000. Akhirnya sisa rangkaian yang masih utuh diboyong ke Indonesia dan tersisa 2 set di Jepang dengan rincian 3 kereta dalam 1 set dan dijalankan di jalur Tokyo Metro Chiyoda untuk melayani perjalanan KA pengumpan jalur cabang antara stasiun Ayase dan stasiun Kita-Ayase
Rangkaian jalur Tozai dan Toyo Rapid adalah sebagai berikut:
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penomoran KuHa 5100 MoHa 5300 MoHa 5600 MoHa 5300 MoHa 5600 SaHa 5200 MoHa 5300 MoHa 5600 MoHa 5300 KuMoHa 5000
Lainnya



MoHa 5100 SaHa 5900



Kodefikasi CT M1 M2 M1 Mc2 Tc M1 M2 M1 CM2
Sementara rangkaian jalur cabang Chiyoda adalah sebagai berikut:
Nomor 1 2 3
Penomoran KuHa 5900 MoHa 5400 KuMoHa 5100
Kodefikasi CT M1 CM2

Rangkaian

  • 5809F
  • 5816F
  • 5817F
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8
Penomoran KuHa 5100 MoHa 5300 MoHa 5600 MoHa 5300 MoHa 5600 SaHa 5200 MoHa 5300 KuMoHa 5000
Lainnya



MoHa 5100 SaHa 5900

Kodefikasi CT M1 M2 M1 Mc2 Tc M1 CM2

Rincian rangkaian

  1. 5809F: 5809-5312-5631-5314-5607-5215-5326-5009 (5215 dan 5326 bertukar tempat dengan 5675 dan 5313, warna silver dengan strip biru-kuning)
  2. 5816F: 5816-5245-5630-5363-5688-5905-5247-5016 (5905 dan 5247 bertukar tempat dengan 5346 dan 5631, warna silver dengan strip biru-kuning)
  3. 5817F: 5817-5246-5632-5359-5127-5927-5251-5017 (5927 dan 5251 bertukar tempat dengan 5650 dan 5234, warna silver dengan strip biru-kuning)

KontroversiBerkas:5809 MRI.JPG

KRL seri ini bersama dengan seri 1000 eks Tōyō Rapid diketahui sebagai barang hasil korupsi yang dilakukan oleh Soemino Eko Saputro (mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian). Pada saat KRL ini tiba di Indonesia, dia mengatakan bahwa KRL ini adalah hibah dari Tōkyō Metro, namun kenyataannya KRL ini adalah hasil dari pembelian secara terselubung oleh Kementerian Perhubungan, dan anehnya KRL ini dibeli dari tempat pemotongan besi tua (scrapyard), dimana KRL tersebut sebelumnya akan dibesituakan, namun karena dibeli oleh Kementerian Perhubungan maka KRL ini akhirnya tidak jadi dibesituakan dan dikapalkan ke Indonesia.
Akibat dari kontroversi ini, publik tidak hanya merasa dibohongi oleh Soemino Eko Saputro, tetapi dia sendiri pun akhirnya diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan dijebloskan ke penjara.

Pranala luar